UCAPAN SELAMAT

Segenap Presbiter GPIB Jemaat Bethania Makassar mengucapkan selamat atas pernikahan Sdri. Imelda Rosalyn Cornelia Pattinasarany (WSP3) dengan Sdr. Marlon Sumampouw (WJ GBI GLOW Fellowship Centre Network) pada hari Sabtu, 2 Oktober 2010, di GBI GLOW Fellowship Centre Network. Tuhan Yesus Kristus memberkati.

UCAPAN BELASUNGKAWA

Telah meninggal dunia dengan tenang:

a. Ny. Lorrina Maria Latuihamallo - Porwayla (89), WSP3, pada hari Senin, 27 September 2010 pkl. 23.00. Jenazah dikebumikan di TPU Panaikang hari Rabu, 29 September 2010 setelah dilepas dari rumah duka Jl. Sungai Digul № 3, Makassar.

b. Bp. Joppie Robby Wolah (51), mantan Presbiter GPIB Jemaat Bethania Makassar periode 1988/1992, 1997/2002, PHMJ periode 1997/2000 - dan terakhir sebagai Presbiter GPIB Bukit Zaitun Makassar - pada hari Kamis, 30 September 2010. Ibadah Pelepasan diadakan di GPIB Jemaat Bukit Zaitun Makassar hari Sabtu, 2 Oktober 2010. Rumah duka beralamat di Jl. Ketilang.

Majelis Jemaat turut berbelasungkawa atas kehilangan ini, kiranya Tuhan Yesus Kristus Sang Empunya kehidupan senantiasa memberikan penghiburan sejati kepada keluarga yang ditinggalkan


SELAMAT MENGINGATRAYAKAN PENYERTAAN TUHAN DI DALAM PERJUANGAN GEREJA, MINGGU, 3 OKTOBER 2010

Kisah Para Rasul 6 : 1 - 4
Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu (ay.3)

KEGIATAN PEKAN INI - Minggu XIX Sesudah Pentakosta - 3 s/d 9 Oktober 2010

1. Dalam rangka mengikuti Persidangan Sinode XIX GPIB yang diadakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 11 s.d. 16 Oktober 2010, GPIB Jemaat Bethania Makassar mengirim tiga orang Presbiter sebagai utusan. Mandat diberikan kepada Pdt. Johanes Wadu, STh, Pnt. J.J.J.Poluan, dan Dkn. S.T.O.Mustamu, yang akan berangkat dari Makassar tanggal 9 Oktober 2010. Selagi Ketua Majelis Jemaat tidak di tempat, pengaturan pelayan akan dilaksanakan oleh PHMJ.

2. Komisi Daya dan Dana, bekerja sama dengan ke-5 BPK dan Panitia Pembangunan GSG, mengadakan kegiatan pencarian dana melalui pengedaran Kupon Berhadiah. Hasilnya akan dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan program jemaat, serta pembangunan gedung serba guna. Kupon dapat diperoleh melalui anggota Komisi Daya dan Dana, Pengurus Ke-5 BPK, Panitia Pembangunan, Koordinator Sekpel, dan Kantor Sekretariat GPIB Jemaat Bethania Makassar.
Hadiah utama berupa sebuah sepeda motor Honda Scoopy, serta Induction Cooker, Laptop, Energy Water System, TV, Blackberry, HP, dan hadiah-hadiah menarik lainnya akan diundi pada hari Minggu, 28 November 2010.

3. Panitia Wisata Layan BPK PW akan melakukan pencarian dana untuk rencana Wisata Layan ke Bogor pada bulan Juni 2011, berupa penjualan makanan, minuman dan kue-kue di ha¬laman Gedung Gereja, setiap selesai IHM. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Sdr(i).

4. Doa Malam untuk rencana Wisata Layan ke Bogor – Juni 2011, diadakan setiap hari Senin pkl. 19.00 di RG Bethania - 2 minggu sekali, sejak tgl. 23/08/10. Harap partisipasi dari semua Ibu2 anggota PW pada hari Senin, 4 Oktober 2010.

-----------------o0o-----------------

Rumah Gereja Bethania

Rumah Gereja Bethania
Foto oleh BN - tahun 2009

Rabu, 31 Maret 2010

Gereja Barat dan Timur Rayakan Paskah Bersama


Christian Post - Gereja Barat dan Timur Rayakan Paskah Bersama


Selasa, 30 Maret 2010

Umat Kristiani barat dan timur akan merayakan Paskah pada hari yang sama di tahun ini. Peristiwa ini harus disambut baik oleh setiap orang-orang percaya dan semoga hal ini bisa terjadi di masa depan.

Demikian bunyi surat yang ditulis dan dikirimkan Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Gereja-gereja (National Council of Churches/NCC), Rev Dr Michael Kinnamon kepada lembaga gereja di seluruh dunia baru-baru ini.

Hampir setiap tahun, "komunitas Kristiani terbagi atas hari untuk mewartakan Kabar Baik ini," keluh Kinnamon. "Kita terpisah, didasarkan pada suatu sengketa yang berkaitan dengan kalender kuno. Ini adalah sebuah skandal yang pasti menyedihkan Tuhan kita."

Gereja-gereja Protestan dan Gereja Katolik Roma menggunakan kalender Gregorian, sementara Gereja-gereja Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental menggunakan kalender Julian untuk menentukan Paskah di kemudian hari. Sebenarnya perbedaan diantara keduanya bukanlah didasarkan atas pandangan teologis, konflik tanggal Paskah antara gereja-gereja barat dan timur terutama disebabkan oleh kalender dan tabel penghitungan bulan untuk bekerja, kata para pemimpin gereja.

Menurut Kinnamon, tanggal yang umum untuk Paskah telah diagendakan sejak surat ensiklik dari Patriarkat Ekumenis Konstantinopel tahun 1920.
Pada tahun 1997, para pemimpin gereja dari seluruh dunia datang bersama di konferensi Aleppo, yang diselenggarakan oleh Gereja Ortodoks Syria dari Antiokhia, dan mengambil langkah besar menuju pembentukan tanggal Paskah secara umum. Tanggal Paskah yang berbeda, kata mereka, merupakan suatu "tanda perpisahan yang menyakitkan."

Para peserta menawarkan tiga rekomendasi, salah satunya meminta semua orang Kristiani untuk "merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama musim semi."

Kinnamon telah meminta gereja-gereja untuk mempertimbangkan kembali mengadopsi proposal ini.

"Paskah, tentu saja, adalah inti iman kita sebagai pengikut Kristus," tulis Kinnamon dalam suratnya.
"Kebangkitan [Kristus] adalah ekspresi tertinggi dari rekonsiliasi dan persatuan dalam Kristus melalui Roh yang diberikan oleh Bapa. Ini adalah tanda persatuan dan rekonsiliasi yang dikehendaki Allah bagi seluruh ciptaan."

Paskah jatuh pada 4 April untuk semua tradisi Kristiani di tahun ini, Namun, tahun depan umat Kristiani barat dan timur akan terbagi lagi dalam merayakan kebangkitan Kristus ini.

"Semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya dimana tahun 2012 kita dapat kembali mewartakan dengan satu suara bahwa 'Kristus telah bangkit!'" Kata Kinnamon.
NCC mewakili sekitar 45 juta orang Kristen dari berbagai aliran Protestan, Anglikan, Ortodoks, Injili, Sejarah Afrika Amerika dan Living Peace churches di seluruh Amerika Serikat.

Sumber: Christian Post http://www.christianpost.com/article/20100329/christians-worldwide-urged-to-agree-on-common-easter-date/index.html

Minggu, 28 Maret 2010

Anggota Baru Warga Sidi Jemaat


"
YA, DENGAN SEGENAP HATIKU"

Kalimat ini terdengar 18 kali dengan berbagai intonasi, tetapi tegas dan jelas, menjawab pertanyaan Pelayan Firman - menandai pengakuan Warga Sidi Jemaat yang baru diteguhkan di hadapan Tuhan dan jemaatNya, pada IHM 28 Maret 2010 Pkl.09:00 yang dipimpin KMJ Pdt.Johanis Wadu, S.Th.

Ke delapan belas anggota Baru Warga Sidi Jemaat GPIB Bethania Makassar itu adalah:

1. Bellinda Brigitta Sigarlaki (SP1)
2. Yuriske Vika Makahinda (SP1)
3. Celty Ingrid Riwin Ledanaung (SP2)
4. Keysha Febri Filemon (SP2)
5. Marsella Prisilia (SP2)
6. Olivia Vinolia Gabriella Hans (SP2)
7. Arnolus Isak Lakasoma (SP3)
8. Aryikang Alomalay (SP3)
9. Gusti Made Julia Dwijayanti Arnawa (SP3)
10. Gusti Putu Januar Richard Arnawa Tehupeiory (SP3)
11. Hendy Patty Aponno (SP3)
12. Jodhy Patty Aponno (SP3)
13. Reskyani Anggraeni (SP3)
14. Dewi Natalia Umboh (SP4)
15. Febrina Gloria Tanak (SP4)
16. Stevano Jonathan Julian Sarapajary (SP4)
17. Jhon Alber Ponteoa (SP6)
18. June Raisa Lengkong (SP6)

Di akhir Ibadah, Pokja Tim Bina Katekisasi mengumumkan 3 (tiga) peserta terbaik yang telah ditetapkan dengan kategori Kedisiplinan, Ketekunan dan Pengetahuan Alkitabiah, yaitu: Sdri.Marsella Prisilia, Sdr.Jhon Alber Ponteoa dan Sdri.June Raisa Lengkong.

Segenap Presbiter dan Warga Jemaat mengucapkan selamat kepada Warga Sidi Baru dan para orang-tua yang telah berhasil mengantar mereka kepada kedewasaan Iman Percaya di dalam Kristus.

Perjalanan Iman telah dimulai,...... berjalanlah bersamaNya senantiasa. Kristus memberkati.

Kedewasaan tidak datang seiring bertambahnya umur, ia datang seiring dengan kesediaan kita menerima tanggung jawab.

I Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Kamis, 25 Maret 2010

Slide Show Rekonstruksi Penyaliban Kristus

Bagaimana Proses Pengadilan Kristus? Bagaimana bentuk dan salibNya?

Lalu paku yang bagaimana yang biasa dipakai pada penyaliban?

Banyak ahli mencoba merekonstruksi penyalibanNya ..... serta kematianNya ....

Silahkan download dan memaknai proses pengadilan dan penyaliban Kristus, sampai pada kematianNya .... dan selami, betapa besar penderitaanNya bagi kita.

Selamat memasuki masa mengingat Kematian kristus dan merayakan KebangkitanNya.

Klik Link ini & Download via 4share:

http://www.4shared.com/file/251300596/ac7a237f/Penyaliban_Yesus_Kristus.html


Surat dari GPIB Galilea Bekasi

Di bawah ini, kami muat Surat dari KMJ GPIB Galilea Bekasi yang diterima melalui Mailing List GPIB di GPIB Yahoogroups.

Sebagaimana kita ketahui, pergumulan di GPIB Galilea Bekasi telah sebulan kita gumuli dalam Pokok Doa Utama di Jemaat Bethania Makassar.

Surat ini diharapkan dapat membuat kita lebih tekun berdoa bersama, mendoakan pergumulan saudara-saudara kita di Jemaat Galilea Bekasi .....

Pergumulan mereka, adalah pergumulan kita juga.

From: gpib@yahoogroups.com [mailto:gpib@yahoogroups.com] On Behalf Of Martinus Tetelepta [martinus.......@gmail.com]
Sent: Kamis, 25 Maret 2010 10:07
To: gpib@yahoogroups.com
Subject: [ G P I B ] MOHON DUKUNGAN DOA


Kepada Yth.

Majelis Sinode GPIB ,semua Hamba dan Pelayan Tuhan, semua Presbiter GPIB bersama Warga GPIB di seluruh wilayah Pelayanan GPIB. Semua Hamba-hamba Tuhan dan saudara-saudara kami warga jemaat di berbagai tempat didalam dan diluar negeri.

Perkenankanlah kami dari GPIB Galilea Bekasi diminggu PRAPASKAH ini *mengucapkan* *Terima kasih banyak atas semua dukungan dalam berbagai bentuk, terutama DUKUNGAN DOA sehingga berbagai tantangan dan rintangan yang sudah dan sedang kami hadapi bahkan tantangan-tantangan lain yang kami akan hadapi nanti. *

Berkat Doa dan dukungan dari Saudara-saudara semua membuat kami tegar dan kuat serta membuat kami mampu untuk mencari solusi dalam pergumulan jemaat GPIB Galilea yang telah bergumul dan berjuang selama hampir 18 tahun ini.

Selanjutnya kami informasikan kepada saudara-saudara semua bahwa walaupun kami telah memenuhi syarat untuk pembangunan karena telah memiliki IMB tetapi kesulitan itu masih menjadi bagian kami.

Kami mohon bantuan DOA karena kami merencanakan merayakan Kematian Kristus Tuhan kita dan Kebangkitan-Nya di dalam bangunan Gedung Gereja yang sementara
dikerjakan/dibangun. Dukungan DOA dan DUKUNGAN DANA DALAM KEBERSAMAAN SEBAGAI KELUARGA BESAR UMAT TUHAN akan sangat bermanfaat dan sangat berarti bagi kami jemaat Galilea Bekasi yang bergumul ini. Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang kita ingat rayakan Sengsara, Kematian dan Kebangkitan-Nya akan senantian memberikan kemampuan kepada kita semua untuk saling menopang satu dengan yang lain ditengah-tengah pengabdian kita bersama.

SELAMAT MENGHAYATI SENGSARA KRISTUS DAN SELAMAT MENYONGSONG HARI KEBANGKITANNYA.
Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.

dari Pelataran GPIB Galilea Bekasi

Pendeta M. Tetelepta

Rabu, 24 Maret 2010

Penentuan Tanggal Paskah

Kapan Paskah?
Jawaban mudahnya ... lihat Kalender .... :) hehehehe, .......
Tapi bagaimana ya sebenarnya menentukan tanggal Paskah itu? kok tidak sama ya tiap tahunnya?

Fakta: Paskah di Indonesia bervariasi di antara tanggal 22 Maret sampai 25 April setiap tahunnya.

Lalu, bagaimanakah kita bisa tahu kapan persisnya Paskah?

Jawaban ini sebenarnya bisa Anda amati dengan mata kepala sendiri. Coba perhatikan langit ketika kita mengikuti Paskah Subuh ... di Bethania Makassar biasanya berlangsung Pkl.04:00 ..... nah, kalau langit tidak mendung dan tertutup awan, perhatikan baik-baik, bahwa setiap kali Fajar Paskah dirayakan maka keadaan langit cukup terang benderang karena diterangi oleh bulan sehabis purnama.

Kenapa terang dan sehabis purnama? Justru disitulah kuncinya penentuan tanggal Paskah Kristen.

Penentuan Paskah sendiri adalah: Hari Minggu pertama setelah bulan purnama yang terjadi setelah "Vernal Equinox". Vernal berarti musim semi dan Equinox sendiri adalah suatu titik balik matahari di mana pada hari itu panjangnya siang dan malam adalah sama. Vernal equinox berarti titik balik musim semi dan tentulah yang dimaksud di sini adalah untuk dunia 4 musim di Utara. Hari vernal equinox ini jatuh tanggal 25 Maret tiap tahunnya di Roma, Italia.

Equinox yang sepadan di Indonesia jatuh pada 21 Maret, dan pada tanggal inilah saudara-saudara kita yang tinggal di Pontianak/Katulistiwa mendapatkan sensasi bayangan jatuh tegak lurus pada tengah harinya (sering diistilahkan “tidak ada bayangan yang nampak tengah hari”).

Untuk Tahun 2010, purnama dalam vernal equinox jatuh pada hari Rabu tanggal 31 Maret dan hari minggu pertama sesudah purnama itu adalah tanggal 4 April .... itulah Paskah.... dan tentunya Jumat sebelum itu adalah Hari Jumat Agung Wafatnya Yesus Kristus.

Lalu bagaimana kalau purnama jatuh pada hari Minggu? Sesuai kesepakatan para tetua Kristen di masa awal kekristenan/Konsili Nicea, disepakatilah, bahwa kalau purnama jatuh di hari minggu, maka Paskah akan dirayakan pada hari minggu berikutnya,

Darimana asal muasal perhitungan itu?

Tahun 325, Kaisar Romawi Timur ketika itu, Konstantinus, menyelenggarakan Konsili Nicea. Konsili ini membahas banyak masalah tentang Kristiani. Salah satu hasilnya menyelesaikan masalah Paskah dengan menyatakan bahwa perayaan Paskah seharusnya diselenggarakan oleh umat Kristen pada hari Minggu pertama sesudah bulan purnama yang mengikuti vernal equinox dan jika bulan purnama terjadi pada hari Minggu yang berakibat tumpang tindih dengan Paskah Yahudi, maka Paskah dirayakan pada hari Minggu sesudahnya. Bentrokan Paskah Yahudi dan Kristen dengan demikian dihindari.

Reformasi penanggalan terjadi pada tahun 1582, di mana Paus Gregorius XIII memerintahkan pemotongan 10 hari pada tahun itu dan meniadakan tahun kabisat untuk tahun ratusan yang tidak habis dibagi 400. Kalender yang kita kenal sebagai kalender Gregorian ini (dan sampai sekarang masih dipakai) mengurangi kesulitan dalam penentuan tanggal Paskah. Pada akhirnya Paskah Kristen pun dirayakan bersamaan di semua tempat yang tunduk pada Takhta Suci Roma. Bagaimanapun, gereja-gereja Timur yang tidak tunduk pada Roma dan tidak mengakui kalender Gregorian menetapkan tanggal Paskahnya sendiri. Seringkali tidak sama, namun sering pula bersamaan.

Lalu mengapa Paskah Yahudi berbeda dengan Paskah Kristen?

Bulan pertama pada penanggalan Yahudi adalah bulan Nisan (Keluaran 12:1-2 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.)

Paskah Yahudi dirayakan selama 7 hari dimulai pada tanggal 15 Nisan setiap tahun Yahudi menurut hitungan kalender mereka (Keluaran 12:18-19 Dalam bulan pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu petang, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu petang. Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing, baik ia orang asli.).

Bagi kita yang terbiasa melihat kalender berbasis bulan seperti halnya kalender Hijriyah yang dipakai saudara kita umat Islam, kita akan menyadari bahwa tanggal 15 adalah hari di mana bulan purnama benar-benar bulat penuh.
Ingat bahwa penanggalan Yahudi berubah hari pada pukul 18:00 dan bukan pukul 00:00 seperti penanggalan Gregorian yg kita kenal sekarang ini. Itulah kenapa pada hari ke-14 menjadi tanggal 15 di malam harinya.

Jadi Paskah Yahudi selalu diawali oleh bulan Purnama dan dirayakan 7 hari lamanya, dengan tradisi makan Roti Tidak Beragi, sayur pahit dan menyembelih domba paskah ..... mengingat-rayakan pada Saat Umat Israel di bawa keluar oleh Tuhan dari Mesir.

Jadi Paskah Kristen pada dasarnya selalu terjadi antara tanggal 22 Maret - 25 April setiap tahunnya pada penanggalan Gregorian yang kita sebut Tahun Masehi sekarang ini. Dan Paskah Yahudi sendiri dirayakan pada tanggal 15 Nisan dan Nisan adalah bulan pertama dari kalender lunisolar (kalender berdasarkan matahari dan bulan) Yahudi. Bulan pertama ini selalu jatuh pada musim semi.

Selamat menyiapkan PASKAH 2010.


ITT
Disari dari berbagai sumber.

Peta Wilayah Pelayanan

PETA WILAYAH PELAYANAN
GPIB BETHANIA MAKASSAR



















Download Peta di: http://www.4shared.com/file/257512710/aca4ef30/Peta_Wilayah_Pelayanan_GPIB_Be.html



Lokasi




Selasa, 23 Maret 2010

Angket Pendapat Jemaat

DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA JEMAAT
MAJELIS JEMAAT GPIB BETHANIA

DATA RESPONDEN
1. SEKTOR PELAYANAN 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / 6 (lingkari jawaban Anda)
2. JENIS KELAMIN Laki-laki / Perempuan (lingkari jawaban Anda)
3. UMUR ……. tahun
4. PENDIDIKAN TERAKHIR ............

Lingkari jawaban yang Anda pilih

IBADAH JAM 07.00

1. Ibadah Minggu jam 07.00, menurut beberapa jemaat terlalu “mepet” dengan ibadah jam 09.00, dan umumnya ibadah berlangsung lebih dari 1 jam, sehingga jemaat yang telah ibadah jam 07.00 seringkali berpapasan dengan jemaat yang akan mengikuti ibadah jam 09.00. Majelis bertugas tidak sempat mengatur ruangan gereja kembali untuk persiapan ibadah jam 09.00, dan sulitnya perparkiran, menjadi masalah utama.
Menurut Anda, pukul berapakah sebaiknya ibadah pertama dimulai?
a. 06.00 b. 06.30 c. 07.00 (tetap)

IBADAH NATAL DAN TAHUN BARU

2. Dari pengalaman selama ini, pada saat Natal 25 Desember dan Tahun Baru 1 Januari, ibadah jam 07.00 hanya dihadiri oleh “sangat sedikit” jemaat, dibandingkan dengan kehadiran jemaat pada ibadah pkl. 09.00 dan 17.00.
Menurut Anda, apakah ibadah jam 07.00 pada tanggal dimaksud di atas:
a. tidak perlu diadakan b. tetap perlu diadakan

IBADAH MINGGU MALAM JAM 19.00

3. Setiap minggu terakhir pada setiap bulannya diadakan ibadah malam jam 19.00 dengan pengaturan tata ibadah khusus dan menggunakan band sebagai pengiring lagu, serta ibadah jam 17.00 ditiadakan. Setujukah Anda dengan ibadah malam dimaksud? Uraikan dengan singkat dan jelas!
a. setuju b. tidak setuju
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

IBADAH KRT/KPD/KPA/KKK

4. Ibadah KRT dilaksanakan setiap hari Rabu dengan format KKK setiap Rabu ke-1, KRT umum setiap Rabu ke-2 dan ke-5, KPA setiap Rabu ke-3, dan KPD pada Rabu ke-4. Menurut Anda, pukul berapakah sebaiknya ibadah dimulai?
a. 17.00 b. 18.00 (tetap) c. 18.30

5. Apakah Anda setuju dengan pelaksanaan ibadah Kebaktian Persekutuan Doa (KPD) yang dilaksanakan setiap Rabu ke-4? Uraikan dengan singkat dan jelas.
a. setuju b. tidak setuju
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


6. Kebaktian Kelompok Kecil adalah penjelmaan dari pola pelayanan GPIB yang menetapkan rasio 2:10/15, yaitu 1 Penatua dan 1 Diaken untuk melayani 10 - 15 KK.
Apakah Anda setuju dengan ibadah Kebaktian Kelompok Kecil (KKK) 2:10 yang dilaksanakan setiap Rabu ke-1? Uraikan dengan singkat dan jelas.
a. setuju b. tidak setuju
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

7. Setujukah Anda dengan bentuk pelaksanaan ibadah PA Rabu ke-3? Uraikan dengan singkat dan jelas!
a. setuju b. tidak setuju
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

JAM DOA PAGI

8. Untuk mendukung pelayanan gereja dalam doa, maka setiap Sabtu jam 05.00 di gereja Bethania dilaksanakan Jam Doa Pagi terbuka bagi seluruh warga jemaat. Setujukah Anda kegiatan ini terus dilanjutkan? Uraikan dengan singkat dan jelas!
a. setuju b. tidak setuju
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

PERJAMUAN KUDUS

9. Untuk alasan kesehatan, pelaksanaan ibadah Perjamuan Kudus di gereja dilakukan dengan menggunakan sloki. Setujukah Anda dengan pendapat ini?
a. setuju b. tidak setuju

10. Secara tradisi, GPIB Bethania masih menerapkan Perjamuan Kudus dengan meja salib pada Perjamuan Kudus Jumat Agung, sementara ketiga perjamuan yang lain Jemaat tetap pada posisinya.
Setujukah Anda bila pelaksanaan ibadah Perjamuan Kudus selalu dilaksanakan dengan meja salib?
a. setuju b. tidak setuju
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Angket dilaksanakan mulai hari Minggu, 21 Maret 2010. Angket dapat diperoleh di gedung gereja atau pada saat ibadah sektor/BPK, dan diharapkan dapat disampaikan kembali lewat kotak yang disediakan di gereja, melalui Majelis Jemaat setempat, atau di antar langsung ke Kantor Majelis Jemaat setipa hari dan jam kerja.

Terimakasih Atas Partisipasi Jemaat, Kristus memberkati.

Download Angket di:
http://www.4shared.com/file/251297757/2fd701e6/ANGKET_PENDAPAT_JEMAAT_revisi.html

Download Hasil Sementara Angket di:
http://www.4shared.com/document/rxo_zRmY/hasil_sementara_angket_jemaat_.html


APAKAH SIDI ITU?


1. Biasanya pada saat peneguhan sidi, kita berusaha merenungkan tentang apa itu arti Sidi, baik bagi kita yang sudah sidi, ataupun bagi mereka yang belum menganggap pentingnya sidi itu. Para orang tua mendorong anak-anak mereka . untuk mengikuti katekisasi dan merasa puas apabila anak mereka telah sidi. Sebab sidi biasanya dianggap sebagai ukuran keberhasilan orang tua. dalam mendidik anak mereka secara Kristiani. Bahkan ada juga yang menganggap bahwa dengan sidi, beban orang tua menjadi ringan. Karena anaknya telah dapat "berdiri sendiri" dan dosa mereka tidak lagi "dipikul" ol.eh orang tua. Anggapan demikian tidak seluruhnya benar, karena katekisasi dan sidi itu sendiri tidak menjamin kualitas iman seseorang, apalagi menyelamatkannya. Biasanya katekisasi hanya berlangsung sekitar 6 bulan s/d 1 tahun dengan 1 atau 2 x pertemuan setiap minggu, sebenarnya dengan jumlah pertemuan itu, tidaklah dapat menampung materi yang akan diajarkan Gereja. Belum lagi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi para katekisan itu sendiri yang perlu dibahas dalam pertemuan-pertemuan tersebut. Di lain pihak buku pedoman yang tersedia sebagai buku materi pelajaran belum memenuhi persyaratan yang dituntut oleh i1mu pendidikan dalam rangka memperlengkapi seseorang untuk mencapai taraf kedewasaan iman. Belum lagi kemampuan para pengajar katekisasi yang pada umumnya kurang mempersiapkan diri dengan materi penunjang lainnya• yang dapat memperkaya pelajaran katekisasi, dan metode yang cocok dalam mengajar karena kesibukan melayani (biasanya yang mengajar katekisasi adalah pendeta di jemaat tsb). Katekisasi sidi merupakan salah satu pelayanan gereja yang sangat penting. Kegiatan ini pada abad modern ini di tempat dalam rangka pendidikan agama Kristen yang berlangsung bagi seseorang sejak dari kandungan ibu hingga kandungan bumi (mati). Oleh karena itu setiap orang yang mengikuti katekisasi harus mempersiapkan diri dengan baik, demikian juga setiap pengajar harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan, pemahaman yang benar dan keterampilan yang baik, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara bertanggung-jawab sebagai upaya pendidikan warga gereja.

2. Untuk memahami pernyataan di atas, pertama-tama kita perlu mengikuti uraian singkat tentang latar belakang Katekisasi. Orang Israel, melaksanakan pendidikan agama mulai keluarga-keluarga• (bnd Ulangan 6). Kebiasaan ini tidak pernah berubah sekalipun Bait Allah dihancurkan dan umat menderita. Rumah-rumah ibadat (sinagoge) yang didirikan di berbagai pelosok diisi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan. Setelah pembuangan ke Babel (abad IV SM), maka kegiatan pendidikan sekitar rumah-rumah ibadat makin ditingkatkan. Angkatan muda dididik secara intensif dalam dua kategori:

a. tingkat dasar yang disebut Beth-Hasepher, yang berarti Rumah Buku. Semua anak yang berumur 6 tahun diwajibkan memasuki Rumah Buku. Di sana mereka belajar bahasa Ibrani, menghafalkan buku-buku Taurat (5 buku Musa, Kejadian - Ulangan), Mazmur dan Raja¬raja. Pada saat anak berumur 9 tahun, anak-anak itu diharapkan sudah mampu membaca (dengan menghafal) seluruh kitab dalam Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani.

b. Tingkat lanjutan yang disebut Beth-Hammidrasy atau Beth-Talmud yang berarti Rumah Midras atau Rumah Talmud. Di rumah pendidikan ini mereka belajar misyna, yaitu penafsiran tentang isi Taurat secara lengkap. Para anak didik mendapat latihan dan keterampilan untuk menghubungkan ajaran Taurat dengan kenyataan hidup setiap hari. Peserta Pendidikan Rumah Midras adalah anak-anak usia 10 - 13 tahun. Selain mendapat pelajaran Agama, juga mempelajari ilmu hitung, ilmu bintang, ilmu bumi dan. ilmu hayat sebagai pelengkap untuk menyoroti penafsiran Taurat. Mereka dapat mengkritik seorang rabbi (guru) bahkan mengecamnya, disamping mempertahankan pendapat-pendapat gurunya sendiri. Lukas 2:46 menyaksikan bahwa Yesus juga mengalami pendidikan seperti ini dan seperti anak Yahudi lainnya pada usia 12 tahun dilantik sebagai warga umat yang dapat kita• samakan dengan peneguhan Sidi kita pada masa kini. Murid Yesus juga mengalami pendidikan seperti ini. Tidak tepat bila kita katakan bahwa mereka adalah orang-orang yang buta huruf. Kisah Para Rasul 14: 13 memberikan kesan bahwa Petrus dan Yohanes adalah orang-orang bodoh. Sebenarnya istilah tidak terpelajar atau orang biasa dalam ayat tersebut menyatakan bahwa Petrus dan Yohanes tidak menempuh Ahli Taurat (pendidikan Tinggi) seperti Rasul Paulus misalnya.

3. Selanjutnya dalam gereja purba (abad I-IV) juga dikenal pendidikan Agama khususnya bagi orang-orang yang baru menganut agama Kristen. Cara dan isi pengajaran mengambil bentuk seperti pendidikan Yahudi. Seorang Kristen baru (calon baptis) yang umumnya telah dewasa harus menghafal Taurat, Doa Bapa Kami, Pengakuan Iman, dan menyelami rahasia Sakramen (Baptisan dan Perjamuan Kudus). Dalam menghafal itu, Taurat dan ucapan-ucapan Tuhan Yesus diulang-ulangi dan diresapi dengan iman, demikian juga dengan ajaran para Rasul. Mula-mula persiapan calon baptisan dilakukan dengan singkat (Kis.2:38; 40:29,30,37; 10:29). Lama-kelamaan pendidikan formal dibentuk dengan nama Katekumenat. Pendidikan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan orang-orang Kristen baru supaya mewujudkan Imannya dalam gereja dan masyarakat. Lama tergantung dari keadaan dan kebutuhan. Ada yang 3 bulan tapi juga dapat menjadi 3 tahun. Selain para peserta didik menerima pelajaran agama dan tafsiran, juga bahasa, filsafat dan juga ilmu sains seperti ilmu ukur, berhitung, dan ilmu hayat. Sesudah itu mereka dibaptis dan diharapkan menjadi orang Kristen yang terampil dan mampu mempertahankan imannya. Dari istilah Katekumat ini muncul sekolah Katekisasi yang kemudian dikembangkan terpisah setelah ilmu pengetahuan semakin berkembang pada abad pertengahan (abad VI - XV). Yohanes Calvin, reformator (abad XVI) mengembangkan pendidikan katekisasi dalam rangka persiapan diri untuk sidi. Calvin menyusun bahan-bahan pelajaran yang dapat diajarkan dalam 55 kali pertemuan sebelum sidi. Jadi lamanya katekisasi ditentukan oleh bahan yang diajarkan. 55 pokok itu dapat dilaksanakan dalam jangka waktu singkat, misalnya minimal 3 bulan dan maksimal 3 tahun. Setelah katekisasi, seseorang dapat diteguhkan sebagai warga jemaat yang karena imannya, dalam menyambut anugerah Allah, mengambil bagian dalam pelayanan Kristus, maka ia ikut serta dalam Perjamuan Kudus. Kata "Sidi" secara historis sulit ditelusuri asal-usulnya. Ada dugaan bahwa kata ini berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya sempurna (bnd kata purnama sidi). Ada juga yang mengatakan berasal dari bahasa Melayu "Sidik" (sidik jari) atau "sidi" yang sama dengan penyelidikan, pemeriksaan. Ada lagi yang mengatakan berasal dari bahasa lbrani, "Tsadik" yang berarti bijak. Sehingga konon, orang-orang yang telah sidi berarti mereka yang telah diselidiki pengetahuan dan pemahamannya tentang Firman' Allah dan oleh anugerah Allah memiliki hikmat dan kesempurnaan hidup. Semua warga jemaat patut• menempuh pendidikan untuk bertumbuh dalam iman, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri menempuh proses pendidikan itu melalui Rumah Buku dan Rumah Midras lalu Ia "Sidi" pada usia 12 tahun. (Jewede)

Simbol Tahun Gereja GPIB

Simbol-simbol Tahun Gereja

Kalau kita perhatikan setiap ibadah minggu pada minggu-minggu tertentu gambar pada kain mimbar maupun stola yang digunakan presbiter berubah-ubah, ini disebabkan perubahan kalender tahun gereja. Berikut ini info mengenai gambar & warna pada kain mimbar dan stola dalam Ibadah Minggu & Ibadah Khusus GPIB

Pengantar:

GPIB merasa wajib untuk memelihara tradisi Kristiani yg berbentuk simbol-simbol karena mempunyai arti yang khas bagi iman Kristen. Simbol-simbol itu biasanya disesuaikan dengan Tahun Gereja yang diungkapkan melalui warna-warna khusus yang menjelaskan arti tentang berita karya penyelamatan Allah. Disesuaikan dengan Tahun Gereja karena semua peristiwa dan perbuatan penyelamatan Allah, seluruh karya Yesus pada masa lampau dan apa yg dilakukan oleh gereja mula-mula di dalam ibadah mereka, kembali dibentangkan di depan kita masa kini. Warna-warna liturgis itu secara internasional mengandung arti sebagai berikut:

· Putih artinya kebersihan, kesucian, kekudusan, kemeriahan, kedamaian dan kesederhanaan.
· Merah artinya keperwiraan, keberanian, kesatiaan dan kepahlawanan.
· Ungu artinya pertobatan.
· Hijau artinya rasa syukur, terima kasih dan puji-pujian.
· Hitam artinya kematian & kedukaan.

Fungsi gambar dan warna kain minbar & stola dimaksudkan agar apabila warga jemaat memasuki gedung ibadah, maka dengan melihat kain mimbar dengan warna liturgis dan logo yang dipergunakan, dengan segera mereka akan memahami apa makna dan suasana dari ibadah yang diselenggarakan.



EPIFANIA

Sebelum abad ke IV hari Epifania dirayakan sebagai hari kelahiran KRISTUS ke dunia yaitu pada tanggal 6 Januari.
Gereja Otodoks masih mempertahankan tradisi tersebut sedangkan Gereja Katholik merayakannya sebagai hari Tiga Raja (Matius 2:4).
Gereja Protestan merayakannya sebagai hari penampakan kemuliaan YESUS setelah dibaptis di Yordan (Matius 3:17).
Hari Minggu Epifania dirayakan pada hari Minggu terdekat dengan tanggal 6 Januari ditambah dengan 6 minggu sesudah itu *) , yang diliputi dengan rasa syukur dan puji-pujian.
Warna dasar : Hijau
Lambang/Logo : Bintang bersegi lima
Warna Bintang : Putih
Lingkaran : Kuning
Arti : Bintang persegi lima lebih dikenal sebagai bintang Yakub, dalam hal ini menunjuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 24:17). Di kemudian hari hal ini dimanifestasikan lewat kelahiran YESUS KRISTUS yang ditandai pula dengan munculnya/terbitnya bintang di Timur (Matius 2:1-2). Bintang ini pula yang menunjuk pada penampakan kemuliaan YESUS KRISTUS bagi umat manusia.

PRAPASKAH

Masa ini dirayakan 7 minggu berturut-turut sebelum Paskah . Prapaskah merupakan masa penyadaran diri dan pertobatan. Manusia berdosa menerima anugerah keselamatan melalui kematian dan pengorbanan KRISTUS di salib dan diundang untuk menerima kehidupan yang baru.
Warna dasar : Ungu Tua
Lambang/Logo : Ikan (ICHTUS)
Warna pinggir ikan dan huruf : Kuning
Tulisan : YESUS KRISTUS ANAK ALLAH
Juruselamat
Arti : Tanda ini merupakan suatu sandi rahasia di kalangan orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan; sehingga untuk menandai diri mereka sebagai orang-orang yang percaya kepada YESUS dipergunakan lambang ikan ini, yang dalam bahas Yunani “IXOUS’ (Ichtus) yang berarti ikan, tetapi secara hurufiah merupakan suatu singkatan dari YESUS KRISTUS, ANAK ALLAH, Juruselamat.


JUMAT AGUNG

Dirayakan untuk memperingati kematian YESUS di salib, di Golgota. Bahwa YESUS rela menumpahkan darah dan mengorbankan tubuhnya untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Warna dasar : Hitam
Lambang/Logo : Salib dan mahkota duri
Warna salib : Putih
Mahkota duri : Kuning
Arti : Salib merupakan lambang yang sudah sangat dikenal untuk menunjuk pada penderitaan dan kematian YESUS, bahkan tanda ini lebih sering dipakai untuk menunjuk pada Kekristenan.
Di sini, salib dan mahkota duri yang merupakan tanda lain bagi penderitaan KRISTUS, hendak mengatakan bagaimana kejamnya perlakuan yang telah IA terima sampai pada KematianNYA di kayu salib karena dosa manusia.
Kemuliaan yang disaksikan lewat penderitaan.
Jumat Agung dirayakan pada Jumat pertama setelah Pra-Paskah

PASKAH

Paskah adalah hari raya yang mula-mula dirayakan dan merupakan unsur penting dalam Tahun Gereja.
Dirayakan sebagai Hari Kebangkitan KRISTUS dan yang merupakan titik tolak iman orang percaya (1 Korintius 15:14). Dirayakan dalam kegembiraan dan sukacita.
Warna dasar : Putih
Lambang/Logo : Bunga Lily
Warna bunga Lily : Putih
Arti : Bunga Lily merupakan simbol dari hari Paskah dan kekalan umbi-umbian dari bunga Lily haruslah ditanam dan mati dahulu di dalam tanah, baru kemudian daripadanya akan tumbuh suatu kehidupan baru.
Lewat Paskah orang percaya telah menerima kehidupan baru yang diberikan melalui kematian dan penderitaan KRISTUS (band. Yohanes 12:34), dan kehidupan baru itu sendiri adalah kehidupan yang berkaitan dengan hidup kekal.
Paskah (Minggu I setelah Pra-Paskah) dan Minggu Paskah (II-VII)

KENAIKAN YESUS KE SORGA

KRISTUS diakui sebagai Raja di atas segala raja dan TUHAN atas segala tuan (1 Timotius 6:15).
Pesta ini dirayakan dengan kemeriahan dan kegembiraan.
Warna dasar : Putih
Lambang /Logo : Salib dan mahkota kemuliaan
Warna mahkota : Kuning
Warna salib : Kuning

Arti : Melalui penderitaan dan kematian KRISTUS, mahkota duri yang diletakkan di KepalaNYA, kini diganti dengan mahkota kemuliaan, yang menyatakan kemuliaan yang kini dinampakkam lewat peristiwa Kenaikan. Barang siapa yang percaya kepadaNYA dan setia sampai mati, iapun akan mendapat kehidupan itu. (band. Filipi 2:19-21; Wahyu 2:10).

PENTAKOSTA

Pentakosta artinya hari ke-lima puluh sesudah Paskah. Dirayakan sebagai hari Keturunan Roh Kudus. Sejak abad ke III secara umum dirayakan oleh Gereja. Hari ini juga diperingati sebagai kelahiran Gereja, di mana melalui kuasa Roh Kudus Gereja dilengkapi untuk melaksanakan tugas pengutusannya kepada bangsa-bangsa.
Warna dasar : Merah
Lambang/Logo : Lidah-lidah api dan burung merpati
Warna merpati : Putih Perak
Lidah-lidah api pinggirnya : Kuning
Arti : Di sini, ke tujuh lidah api yang menyimbolkan ke tujuh suluh api yaitu tujuh Roh ALLAH (Wahyu 4:5) membentuk lingkaran yang menghadirkan kekalan, keabadian. Merpati yang menukik dan lidah api menunjuk kepada peristiwa pencurahan ROH KUDUS pada hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:2-3).
Hari Pentakosta (hari ke-50 sesudah Paskah, hari Minggu ke 7 sesudah Paskah).

MINGGU TRINITAS

Hari Minggu Trinitas dirayakan satu minggu sesudah hari Pentakosta (Pentakosta I). Ia merupakan hari Minggu penutup cyclus hari-hari raya besar. Di sini pernyataan ALLAH dan kekudusan keesaanNYA menjadi pusat penyembahan Jemaat.
Jadi dirayakan untuk menyaksikan ALLAH yang Esa.
Warna dasar : Putih
Lambang/Logo : Lingkaran segi tiga/triquetra
Warna lambangnya : Merah
Arti : Simbol ini merupakan simbol mula-mula dari ketritunggalan. Tiga buah lekukan yang tidak terputus. Pada pusat dari ketiga lekukan itu terbentuklah sebuah segitiga yang merupakan simbol warisan Tritunggal.
Hari Minggu Trinitas adalah sepekan setelah Hari Minggu Pentakosta.

MINGGU PENTAKOSTA

Minggu Pentakosta ini dirayakan selama 26 minggu. Masa ini disebut masa Gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya, masih ada yaitu hari Minggu. Di mana melalui setiap hari Minggu, Gereja diingatkan tentang penyertaan TUHAN di dalam perjuangan hidup Gereja. ALLAH selalu beserta dengan GerejaNYA (ALLAH beserta kita) itulah perayaan yang besar dan penuh puji-pujian dan syukur.
Warna dasar : Hijau
Lambang/Logo : Burung merpati dengan ranting-ranting zaitun
diparuhnya, perahu berlayar dan pelangi
Warna pelangi : Merah, kuning hijau; Burung : Putih;
Ranting: Pinggir putih; Salib: Hijau; Ombak: Putih
Perahu:Bergaris putih; Tiang & Layar: Puith (penuh)
Arti : Pada mulanya dalam sejarah Gereja. Perahu merupakan symbol dari Gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari TUHAN. Hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji ALLAH tentang pertolonganNYA itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan ALLAH atas janjiNYA untuk memelihara bumi, dalam hal ini Gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari ALLAH (band. Kej. 8:10-11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tujuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji ALLAH tersebut.
Minggu Sesudah Pentakosta adalah sepekan setelah Hari Minggu Trinitas.

ADVENTUS

Adventus merupakan masa penyadaran diri dan pertobatan. Manusia yang jatuh ke dalam dosa mengharapkan perjanjian ALLAH tentang datangnya YESUS KRISTUS sebagai Juruselamat.
Adventus juga bersifat eschatologis yang menunjuk kepada kedatangan KRISTUS kembali.
Adventus dirayakan 4 minggu berturut-turut sebelum Natal.
Warna dasar : Ungu Muda
Lambang/Logo : Salib jangkar
Warna jangkar : kuning
Arti : Salib jangkar ini dipergunakan oleh orang Kristen mula-mula yang tinggal di Kotakombe-kotakombe. Sebenarnya lambang ini merupakan warisan dari bangsa Mesir kuno, namun di kemudian hari ia menjadi lambang universal yang menunjuk pada penderitaan KRISTUS. Di sini lambang salib jangkar hendak berkata-kata tentang pengharapan yang dimiliki oleh umat percaya di dalam penantian akan kedatangan KRISTUS kembali.
Minggu Adventus I-IV, dirayakan selama 4 minggu sesudah masa Minggu Pentakosta.

NATAL

a. NATAL
Dirayakan pada setiap tanggal 25 dan 26 Desember. Dalam abad ke IV Natal diterima sebagai pesta kedatangan/kelahiran KRISTUS ke dunia. Dalam dunia kekafiran tanggal 25 Desember dirayakan sebagai Dies Natalis Solis Invicti, hari kelahiran terang yang baru (matahari). Dengan menetapkan tanggal itu sebagai kelahiran KRISTUS, Gereja mau menyatakan bahwa Terang yang benar bukanlah dari alam atau dunia dewa, melainkan Terang itu adalah KRISTUS, Juruselamat dunia yang datang dari ALLAH.

Warna dasar : Putih
Lambang/Logo : Palungan dan pelangi
Warna pelangi : Merah, Kuning, Hijau
Palungan : Kuning
Arti : Pelangi merupakan symbol dari kesetiaan dan cinta kasih ALLAH bagi seluruh isi dunia. Setelah peristiwa air bah yang menunjuk pada bumi yang sudah penuh oleh dosa, maka ALLAH menghadirkan pelangi sebagai tanda perjanjianNYA dengan Nuh beserta seluruh keturunannya, lebih dari itu dengan semua manusia dan mahluk hidup lainnya yang telah diciptakanNYA. IA berjanji bahwa IA tidak akan pernah lagi menghancurkan bumi ini (Kejadian 9). Pelangi juga mengingatkan kita tentang kesungguhan ALLAH untuk memenuhi atau menggenapi janji-janjiNYA.
Palungan memberi arti pada perlawatan ALLAH kepada manusia, supaya mereka tidak binasa, dimana ALLAH telah memberikan AnakNYA yang tunggal, yang lahir di Betlehem untuk memberikan hidupNYA bagi manusia supaya mereka tidak binasa (Yohanes 3:16). Pelangi juga mau menyimbolkan tentang pembebasan/penebusan yang sekaligus telah diberikan lewat kelahiran Anak ALLAH tersebut, yang diperuntukkan tidak saja bagi orang-orang pilihan, tetapi terutama lebih menunjuk kepada semua orang dan seluruh ciptaan.
Pelangi dan palungan hendak mengungkapkan suatu tema besar tentang kasih dan kesetiaan ALLAH terhadap dunia ini.

b. MASA NATAL – AKHIR TAHUN – TAHUN BARU.
Akhir tahun dan tahun baru tidak terlepas dari Natal. Dirayakan sebagai hari pemberian Nama YESUS (Lukas 2:21).
Kedatangan KRISTUS adalah untuk memenuhi Hukum Taurat.
Warna dasar, Lambang/logo Sama dengan Masa Raya Natal
Masa Raya Natal adalah Hari Natal 25 Desember; 26 Desember; hari Minggu setelah Natal, Tahun baru dan hari minggu setelah Tahun baru sebelum 6 Januari.

Senin, 22 Maret 2010

BPPJ dan Komisi-Komisi Masa Bakti 2008-2012

Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

1. Bpk. Drs. Louis Gaspersz (Ketua/Anggota)
2. Bpk. Rosihan Mustamu (Anggota)
3. Bpk. Donald Siwabessy, SE (Anggota)

Komisi-komisi

I. KOMISI IAI

1. Pokja Musik Gerejawi
a. Pnt. Johannes John Pattinasarany (Kordinator)
b. Pnt. Ny. Juliana Mauberg - Leimena
c. Ny. Honalis Kawile - Mango
d. Nn. Astrid Friekje Jenny Que
e. Dkn. Joost Ricardo Kuhuwael

2. Pokja Persekutuan Doa
a. Dkn. Ny. Rulina L. Rieuwpassa - Muskitta (Kordinator)
b. Dkn. Nn. Sara Josephine Pasanea
c. Ny. Hendriana Sutiono - Sam

3. Pokja Tim Bina Katekisasi
a. Dkn. Ny. Gaby Anastasia Samahati - Lili (Kordinator)
b. Dkn. Ny. Sherly Tangdiongga - Parinussa
c. Nn. Gretty Soselisa
d. Ny. Fince Kainama - Siwalette
e. Sdr. Roy Rumbayan Titaheluw

Pengajar Katekisasi Non Pendeta Bersertifikasi:
a. Pnt.J.M.Sahilatua, S.Sos
b. Dkn.Ny.G.Samahati-Lili
c. Dkn.Ny.Sherly Tangdiongga-P
d. Pnt.I.T.Taihutu

II. KOMISI PELKES DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Unit Kerja Diakonia
a. Pnt. Ny. Wilhelmina Sasabone - Noya (Kordinator)
b. Ny. Elizabeth Paays - Gaspersz
c. Ny. Santje Juliet Poluan - Mandiri
d. Ny. Sien Julia Wattimena - Vriese
e. Ny. Sally Siswadi - Wuisang

2. Unit Kerja Kesehatan
a. Pnt. Ny. Dr.Sheny Hamdani - Sumalgo (Kordinator)
b. Dkn. Ny. Yone Yet Metekohy - Sahelangi
c. Ny. Mintje Lesmana - Ruslim

3. Unit Kerja Kedukaan
a. Pnt. Hichsan Ch. Kantohe (Kordinator)
b. Dkn. Ny. Rovina Naomi Ramlan - Abaulu
c. Dkn. Rusli Anthonius Sutiono
d. Dkn. Ny. Margaretha Montang - Caroles
e. Dkn. Bartholomeus Labuha

4. Pokja Visitasi Warga Jemaat
a. Pnt. Cornelius Uten Patintingan (Kordinator)
b. Pnt. Ny. Rosdiana Emma Bogar - Tabukang
c. Dkn. Nn. Jolanda Claartje Horman
d. Pnt. Leonard Yulius Tuwanakotta
e. Pnt. Ny. Jeanette Ariantje Nori Engel - Sumanti
f. Dkn. Ny. Mery Margaretha Torsina Bangonan - Arpipy

III. KOMISI GERMAS
a. Pnt. Wempy Zadrac Siwalette (Kordinator)
b. Dkn. Frederik Hendrik Durauw
c. Bp. Bernadus Christianus Pieter Gaspersz

IV. KOMISI PEMBINAAN, PENDIDIKAN DAN LITBANG
a. Bp. Harry Katuuk (Kordinator)
b. Nn. Leentje Magrietje Que
c. Dkn. Ny. Olga Diana Ogi - Moningka

1. Tim Konsultasi Hukum
a. Bp. George Joswar Rijkers , SH
b. Dkn. Mozes Elwuar, SH
c. Ny. Sitske Limowa, SH

2. Tim Konsultasi Pendidikan
a. Pnt. Hendrik Paulus Manuhutu
b. Pnt. Neil Aldrin Makailipessy
c. Pnt. Ny. Margriet Moka - Lappia

3. Unit Kerja Perpustakaan
a. Nn. Charlotte Welly Que
b. Dkn. Nn. Dorkas Helena Lokollo
c. Pnt. Ny. Clara Makagiansar - Makauntung

V. KOMISI DAYA DAN DANA
a. Dkn. Ny. Martina M. Sasabone - Polnaya (Kordinator)
b. Bp. Charles Tessy
c. Ny. Henny Lesmana - Salim
d. Dkn. Harry Samahati
e. Ny. Meiske Merlina Kembuan - Rovanio
f. Nn. Betty Jane Manabung
g. Dkn. Nn. Siphora Tuesday Octovenciosa Mustamu
h. Ny. Kartini Karlina Jeanette Rogahang


---o0o---

Badan Pengurus BPK Masa bakti 2007-2012

Badan Pengurus
Bidang Pelayanan Kategorial.
PA, PT, GP, PW dan PKB.

a. BPK Pelayanan Anak
Ketua : Sdri. Yuni Arisanti Aridewo
Sekretaris : Ny. Ivonne Nangkah-Sabirin
Bendahara : Ny. Ayu Arum Sari Rijkers
PJ Sekpel 1 : Ny. Inggrid Ch. Ria Atmadja
PJ Sekpel 2 : Sdri. Maya Henriette Katuuk
PJ Sekpel 3 : Sdr. Edward Ronald Que
PJ Sekpel 4 : Ny. Ivonne Nangkah-Sabirin
PJ Sekpel 5 : Sdri. Ledy Lesnussa
PJ Sekpel 6 : Ny. Getreda Mosi-Palapessy
Pelayan PA : Sdr. Yahya Wali
Sdri. Hendrina Anna Nanlohy
Bp. Frederik Erol Steve Poluan
Ny. Altje Mariam Lustje Sarapajary - Lumeno

b. BPK Persekutuan Teruna
Ketua : Sdri. Yuliana Titaheluw
Sekretaris : Sdri. Emilia Sofia Catherine Mauberg
Bendahara : Sdri. Stella Theophilia Tapilatu
PJ Sekpel 1, 3 : Sdri. Audrey Elizabeth Papilaya
PJ Sekpel 2, 4, 5,
6 / Yapendik : Ny. Josephine Isabella Ridwan Syam-G
Pelayan PT : Pdt. Ny. Josephine Fransisca Tapilatu - Luhulima
Dkn. Ny. Gaby Anastasia Samahati - Lili
Dkn. Ny. Sherly Tangdiongga-Parinussa
Ny. Henriete Frederika Tapilatu - Johannes
Sdri. Roosmiati Sasewa
Sdri. Gretty Soselisa
Ny. Carolina Susanti Damping - Yapardi
Sdr. Edwin Christofel Sahureka

c. BPK Gerakan Pemuda
Ketua : Sdr. Ronald Richard Samson
Wakil Ketua : Sdr. Ardi Rodrigo Montang
Sekretaris : Sdri. Eva Elisabeth Tatengkeng
Wakil Sekretaris : Sdri. Imelda Rosalyn Cornelia Pattinasarany
Bendahara : Sdri. Karmila Bachrun
PJ Sekpel 1 : Sdri. Novy Stevany Mariel Poluan
PJ Sekpel 2 : Sdr. Melky Loris Piris
PJ Sekpel 3 : Sdr. Heintje Michael Jackson Sahilatua
PJ Sekpel 4 : Sdri. Wilma Joanna Carolina Moka
PJ Sekpel 6 : Sdr. Franklin Michael Wabiser

d. BPK Persatuan Wanita
Ketua : Ny. Hilda Frieda Sahilatua - Lamia
Wakil Ketua : Ny. Agustin Setyaningsih Kantohe
Sekretaris : Ny. Erna Gaspersz
Wakil Sekretaris : Ny. Hermina Poly Kasenda
Bendahara : Ny. Selvi Mamarimbing - Londa
PJ Sekpel 1 : Ny. Merry Helena Sigarlaki - Makahinda
PJ Sekpel 2 : Ny. Neltje Constans Latumahina - Jonas
PJ Sekpel 3 : Ny. Marietje Jeanette Pattinasarany - Patty
PJ Sekpel 4 : Ny. Kabaena Tanak
PJ Sekpel 5 : Ny. Tieneke Lesnussa - Wayong
PJ Sekpel 6 : Ny. Hertha Flora Wabiser - Hehanussa

e. BPK Persekutuan Kaum Bapak
Ketua : Bp. Ridwan John Rijkers
Wakil Ketua : Bp. William Adriaan Cornelis Warry Rieuwpassa
Sekretaris : Bp. B. Ch. P. Gaspersz
Wakil Sekretaris : Bp. Ronny Markus Samuel Nikijuluw
Bendahara : Bp. Herman Lesmana
PJ Sekpel 1 : Bp. Leonard Atmadja
PJ Sekpel 2 : Bp. Marthinus Roy Latuihamallo
PJ Sekpel 3 : Bp. Junidavian Rommy Ade Aponno
PJ Sekpel 4 : Bp. Bambang Suyadi
PJ Sekpel 6 : Bp. Simon Mauberg

+++++++++++++++++++++

Presbiter GPIB Bethania Makassar Masa Bakti 2007-2012

Para Presbiter GPIB Bethania Makassar

1. Pendeta Ketua Majelis jemaat: Pdt.Yohanis Wadu, S.Th

2. Pendeta Pelum asal GPM: Pdt.Ny.J.F.Tapilatu, S.Th
3. Pendeta Pelum asal GKSS: Pdt.Gusti Arnawa, S.Th
4. Pendeta Pelum asal GKSS: Pdt.Ny.Resty Arnawa-Tehupeiory, M.Th

Penatua dan Diaken menurut Sektor Pelayanan (SP)

SP 1: 10 orang - 5 Penatua & 5 Diaken

Pen. F.R.Adam
Pen. Ny.R.E.Bogar
Pen. H.Ch.Kantohe
Pen. Ny.C.Makagiansar
Pen. J.J.J.Poluan
Dkn. J.L.Latupeirissa
Dkn. Ny.O.D.Ogi
Dkn. Ny.N.N.Runtunuwu (KSP)
Dkn. Harry Samahati
Dkn. Ny.A.L.Tangkilisan

SP 2: 14 orang - 8 Penatua & 6 Diaken

Pen. Ny.S.Hamdani
Pen. H.Lesmana
Pen. W.J.J.Pupella
Pen. Ny.M.A.Rijkers
Pen. J.M.Sahilatua
Pen. Nn.E.K.Sasiang (KSP)
Pen. Z.W.Siwalette
Pen. J.Takasiliang
Dkn. Nn.J.Ch.Horman
Dkn. D.F.Katuuk
Dkn. Ny.M.W.Lisal
Dkn. Nn.D.H.Lokollo
Dkn. Ny.Y.Y.Metekohy
Dkn. Ny.R.N.Ramlan

SP 3: 16 orang - 8 Penatua & 8 Diaken

Pen. Ny.I.K.Aponno
Pen. B.Ch.P.Gaspersz
Pen. G.A.Joseph (KSP)
Pen. J.J.Pattinasarany
Pen. Ny.J.S.Sahanaya
Pen. Ny.W.Sasabone
Pen. I.T.Taihutu
Pen. L.Y.Tuwanakotta
Dkn. Ny.E.Aponno
Dkn. Nn.S.H.Huwae
Dkn. J.R.Kuhuwael
Dkn. J.H.Manuhutu
Dkn. Nn.S.T.O.Mustamu
Dkn. Nn.S.J.Pasanea
Dkn. Ny.M.M.Sasabone
Dkn. R.A.Sutiono

SP 4: 5 orang - 2 Penatua & 3 Diaken

Pen. Ny.J.A.N.Engel (KSP)
Pen. Ny.M.Moka
Dkn. M.Elwuar
Dkn. Ny.M.Montang
Dkn. Ny.G.A.Samahati

SP 5: 6 orang - 3 Penatua & 3 Diaken

Pen. J.Mamarimbing
Pen. C.U.Patintingan
Pen. D.Pieter (KSP)
Dkn. B.Labuha
Dkn. A.Lesnussa
Dkn. Ny.R.L.Rieuwpassa

SP 6: 6 orang - 3 Penatua & 3 Diaken

Pen. N.A.Makailipessy
Pen. H.P.Manuhutu (KSP)
Pen. Ny.J.Mauberg
Dkn. Ny.M.M.T.Bangonan
Dkn. F.H.Durauw
Dkn. Ny.S.Tangdiongga-Parinussa

+++++++++++++++

PHMJ Masa Bakti 2007-2010

Ketua Majelis Jemaat: Pendeta Yohanis Wadu, S.Th

Ketua I: Penatua Jimmy Jantje Joseph Poluan
Ketua II: Penatua Feri Raymond Adam
Ketua III: Penatua Bernardus Christianus Gaspersz
Ketua IV: Penatua Johny Mamarimbing

Sekertaris: Penatua Johan Matheus Sahilatua
Sekertaris I: Penatua Iwanow Tomaseita Taihutu

Bendahara: Penatua Hans Lesmana
Bendahara I: Penatua Ny.Mathilda Amelia Rijkers-Pattinasarany

Koordinator Sektor Pelayanan (KSP)

KSP 1: Diaken Ny.Nora Runtunuwu
KSP 2: Penatua Ibu Edilla Sasiang
KSP 3: Penatua Gerritz Alfritz Joseph
KSP 4: Penatua Ny.Jeannette Engel-Sumanti
KSP 5: Penatua Dominggus Pieter
KSP 6: Penatua Hendrik Paulus Manuhutu

+++++++++++++++++

Kilas Balik Bethania Makassar

Kilas Balik
Sejarah Jemaat GPIB "Bethania" Makassar

Di akhir abad XIX sebelum berdirinya GPIB pada tanggal 31 Oktober 1948, terdapat 52 kepala keluarga umat Kristen dari Indiche Kerk yang berasal dari suku Minahasa, Sangir, Timor dan Maluku. Mereka berdomisili dari ujung selatan kampung Maricaya sampai di kampung Ga’dong (sekarang sekitar Bambooden)

Setelah berakhirnya PD II, datanglah perjuangan kemerdekaan oleh orang-orang pribumi, namun penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dari “saudara sendiri” (terkenal dengan peristiwa Merah Putih - diawali pada 15 Oktober 1945) mengakibatkan mereka mengungsi secara besar-besaran dan akhirnya terdampar di Benteng Fort Rotterdam (sekarang Benteng Ujung Pandang) pada tanggal 6 Desember 1945. Umat Kristen ini dilayani dan dibina oleh beberapa orang pendeta pribumi secara bergantian (Pdt. Souhoka, Pdt. S.Undap, Pdt. Mathindas, Pdt. Rumambi, Pdt. Metiari dan Pdt. Paais)

Pusat ibadah dan pembinaan serta pendidikan, semua dilaksanakan di gedung Gereja yang berada di dalam benteng Fort Rotterdam. Karena pada saat itu gedung Gereja Immanuel (Groote Kerk) belum dapat digunakan sebagai tempat ibadah, karena gedung Gereja tersebut masih merupakan tempat penyimpanan abu tentara Jepang yang tewas.

Perjalanan kehidupan umat Kristen yang diliputi berbagai tantangan dan ancaman, namun tidak memadamkan semangat untuk terus bersaksi. Dari persekutuan yang ada tercetuslah pola pikir dan pola tindak yang baru dari tokoh-tokoh masyarakat Kristen antara lain: Bpk. J.A.Sasabone (seorang wartawan) bersama kaum muda Kristen untuk membentuk perkumpulan pemuda gereja yang bernama “SURSUM CORDA” dan membentuk persekutuan kaum ibu gereja dengan nama “MARTHA MARIA”.

Tiga tahun kemudian (1948) para pengungsi yang berada di Benteng Fort Rotterdam oleh Pemerintah Belanda diberikan pemukiman baru di kampung Maricaya, begitu pula pusat ibadah dan pendidikan dipindahkan ke Maricaya dan salah satu biliknya dijadikan wijklocal (sekarang Yapendik GPIB - SD, SMP, SMU Kristen Makassar). Di pemukiman baru inilah muncul gagasan untuk membangun rumah sembahyang yang dipelopori oleh Pdt. Souhoka dan ditunjang oleh perkumpulan Sursum Corda dan Martha Maria. Terbentuklah pada tahun 1953 Panitia Pembangunan Rumah Sembahyang namanya dapat dibaca pada prasasti yang tertempel di gedung gereja Bethania.

Panitia memilih lokasi untuk membangun rumah sembahyang dan ada tiga lokasi yaitu

1. Halaman gudang Militaire Transport Dienst (MTD) - sekarang adalah bagian dari toserba Matahari – adalah tidak mungkin, karena suasananya terganggu
2. Lapangan antara Jl. Manokwari dan Jl. Ina Saudari, di depan rumah C.M.Paais, tetapi terlalu kecil dan camat hendak membangun kantornya di atasnya
3. Lokasi yang sekarang Gereja Bethania berdiri - Jl. Sungai Nuri No. 1 (Kompleks Jl. Gunung Nona) Makassar

Yang dipilih adalah lokasi yang ketiga untuk pembangunan rumah sembahyang.

Semangat ibu-ibu Martha Maria dalam mengupayakan dana serta hasil penggadaian dari alat-alat rumah tangga Ibu Sapulete sebagai modal awal untuk pembangunan. Selanjutnya pada tanggal 1 Juli 1953, Panitia mulai bergerak mengadakan usaha dana melalui kegiatan Fancy Fair (Pasar Derma) dan akhirnya melalui semangat kebersamaan, pembangunan rumah sembahyang (semi permanent) yang dibangun oleh PT. Borobudur sebagai pelaksana pembangunan dengan biaya keseluruhan Rp.17.500, dalam kurun waktu 6 bulan selesai. Pada bulan Desember 1953 rumah sembahyang tersebut diberi nama Rumah Sembahyang Ambon Camp/Gereja Protestan Ambon Kamp, yang kemudian ditahbiskan oleh Pdt. J.Sapulete.
Dengan dibangun dan ditahbiskan rumah sembahyang Ambon Kamp/Gereja Protestan Ambon Kamp, maka kegiatan ibadah yang semula menggunakan wijklocal dialihkan ke rumah sembahyang Ambon Kamp, namun ibadah di wijklocal tetap berjalan.

Semangat membangun tetap menjadi tekad jemaat. Pada tahun 1957 upaya Panitia untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, maka Gubernur Bpk. Andi Pangerang Pettarani memberi bantuan sebesar Rp.15.000,-. Dana tersebut digunakan untuk merenovasi rumah sembahyang dari semi permanent menjadi permanent dan diperluas sehingga menampung dari 200 orang menjadi 300 orang.

Lama kemudian, tepatnya tanggal 22 Juni 1962, kembali Panitia merencanakan untuk merenovasi rumah sembahyang. Semangat kaum ibu Martha Maria tidak pernah surut. Dalam perannya melalui usaha dana diperoleh dana sebesar Rp.69.524,50.
Renovasi pembangunan rumah sembahyang berjalan terus dengan biaya keseluruhan Rp.175.000,- dan selesai pada awal tahun 1963. Dalam tahun yang sama (1963) Panitia Pembangunan Rumah Sembahyang berubah menjadi permanent dalam bentuk yayasan dengan akte notaris No. 38 tanggal 21 September 1963, dimana Bpk. J.A.Sasabone menjadi ketua. Dan melalui beliau nama gereja Bethania mulai disosialisasikan di jemaat selama 1 tahun.

Pada tahun 1964 nama rumah sembahyang Ambon Kamp/Gereja Protestan Ambon Kamp berubah menjadi Gereja Bethania. Di tahun 1966 – 1968 rencana dan pelaksanaan renovasi yang ketiga untuk perbaikan dan perluasan gedung gereja Bethania di mana peletakan batu pertama dilaksanakan oleh Bpk. J.A.Sasabone DR.HC pada tanggal 7 April 1967. Kemudian diresmikan sebagai rumah ibadah pada tanggal 8 September 1968.

Selanjutnya di hadapan notaris Sitske Limowa, SH dengan akta hibah tertanggal 25 Desember 1972 No. 177/72 atas nama Yayasan Rumah Sembahyang Ambon Kamp/Gereja Protestan Ambon Kamp, Bpk. J.A.Sasabone (Penasehat Yayasan) dan Bpk.B.E.Tuwanakotta (Wakil Ketua Yayasan) menyerahkan gedung gereja Bethania dengan segala inventarisnya kepada Majelis Sinode GPIB yang diwakili oleh Ketua II Bpk. Dick H.Kasenda.

Dalam pasal 3 dan 4 Akte Hibah tersebut menyatakan bahwa gedung gereja Bethania termasuk segala inventarisnya dipakai untuk kebaktian-kebaktian gerejawi oleh Jemaat GPIB yang berdomisili di wilayah tengah timur Kota Ujung Pandang, kemudian tepatnya pada tanggal 1 Januari 1973 di tengah-tengah ibadah di Gereja Immanuel dilaksanakan penyerahan secara simbolik kepada GPIB. Dengan demikian secara yuridis gedung gereja Bethania Ujung Pandang sah menjadi aset Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat.

Pada tanggal 12 Januari 1973 diadakan rapat pembubaran Yayasan, kemudian pada tanggal 21 Januari 1973 secara resmi Yayasan dibubarkan dalam suatu ibadah di Gereja Bethania yang dipimpin oleh Pdt. D.M.Souisa.

Memperhatikan efektivitas dan efisiensi wilayah di jajaran Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) khususnya di Ujung Pandang, maka pada bulan Juli 1972 diadakan otonomisasi jemaat. Otonomisasi dapat diberlakukan dalam Jemaat dengan mempertimbangkan kemandirian di bidang teologi, daya dan dana. Karena itu untuk jemaat GPIB di Ujung Pandang yang pada waktu itu jemaat induknya adalah Jemaat Immanuel dibagi menjadi 4 Jemaat:

1. Jemaat GPIB “Immanuel” Ujung Pandang
2. Jemaat GPIB "Bethania" Ujung Pandang
3. Jemaat GPIB "Mangngamaseang" Ujung Pandang
4. Jemaat GPIB "Bukit Zaitun" Ujung Pandang

(Sampai pada akhir tahun 2008 ini, di Makassar telah menjadi 7 Jemaat, yaitu selain 4 Jemaat diatas, terdapat pula Jemaat GPIB “Bahtera Kasih”, Jemaat GPIB “Passareang” dan Jemaat GPIB “Kanatojeng” pada daerah kota Sungguminasa, Kabupaten Dati II Gowa.)

Sebagai pendeta pertama di Jemaat GPIB "Bethania" (setelah otonomisasi) adalah Pdt. C.Ch.Hursepuni. Hingga kini (sampai tahun 2010) sudah 9 (sembilan) pendeta yang melayani di Jemaat GPIB "Bethania", yaitu:

1. Alm.Pdt. C.Ch.Hursepuni (th. 1973 s/d 1979)
2. Pdt. J.Pamungkas, S.Th (th. 1980 s/d 1985)
3. Alm.Pdt. M.K.Tumakaka, S.Th (alm.) (th. 1986 s/d 1991)
4. Pdt. Y.E.F.Talise, S.Th (1991 s/d 1996)
5. Alm.Pdt. B.E.Linggar 1996: 1 bulan) - wafat dalam tugas
6. Pdt. J.M.Tambunan, S.Th (1997 s/d 2000)
7. Pdt. Ny.S.L.Pieritsz - Parinussa, S.Th (th. 2000 s/d 2006)
8. Pdt. Timotius Susilo, S.Ag, M.Min. (th.2006 s/d Agustus 2009)
9. Pdt.Yohanis Wadu, S.Th (th.2009 s/d sekarang)

Di tahun 2001, maka atas anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, gedung gereja ini kembali di renovasi untuk ke-4 kalinya. Untuk renovasi yang ke-4 ini dibangun baru atas persembahan dari generasi penerus almarhum Bpk. J.A.Sasabone.

Renovasi ini dimulai pada tanggal 9 Juli 2001, yang diawali dengan ibadah subuh (pukul 05.00 Wita) dipimpin oleh pendeta jemaat Pdt. Ny.S.L.Pieritsz, STh, dengan pemberitaan firman terambil dari kitab Ezra 1:1-11. Sesudah ibadah, dilanjutkan dengan pemukulan dinding gedung gereja sebagai tanda dimulainya renovasi gedung gereja GPIB "Bethania" Makassar oleh Bpk. B.E.Tuwanakotta, sesepuh Jemaat GPIB Bethania Makassar.

Atas campur tangan Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja, maka gedung gereja ini dapat dirampungkan sesuai dengan rencana pada tanggal 9 Desember 2001. Dan pada tanggal 23 Desember 2001, Gedung Gereja GPIB Jemaat "Bethania" Makassar diresmikan kembali pemakaiannya setelah renovasi, dengan Kapasitas 450 Orang dan berlantai 2 (balkon pada bagian depan gereja).

Jemaat GPIB Bethania Makassar ini meliputi Bahagian Tengah Kota Makassar yang mencakup 6 (enam) Sektor Pelayanan dengan jemaat 361 KK yang berjumlah 1260 orang. Dalam pelayanannya Pendeta Jemaat/Ketua PHMJ (Pengurus Harian Majelis Jemaat) didukung oleh 3 (tiga) orang pendeta Pelayanan Umum non GPIB yang tinggal di wilayah GPIB Bethania Makassar serta 57 (limapuluhtujuh) Majelis Jemaat yang terdiri dari; 29 (duapuluhsembilan) orang Penatua dan 28 (duapuluhdelapan) orang Diaken beserta ke-5 BPK (Badan Pelayanan Kategorial), yang meliputi PA (Pelayanan Anak), PT (Persekutuan Teruna), GP (Gerakan Pemuda), PW (Persatuan Wanita), dan PKB (Persekutuan Kaum Bapak), serta Komisi-komisi & BPPJ.

Disusun oleh Alm.Bernardus Elia Tuwanakotta
Wakil Ketua ex Yayasan Rumah Sembahyang Ambon Kamp/Gereja Protestan Ambon Kamp.
Di Revisi oleh PHMJ: Maret 2010

-o0o-